Oleh Shahran Kurnia Ramadhan
kelas VI Mekkah SD Islam Al Azhar 11 Surabaya
Hari ini aku bangun dengan sangat cepat, mengapa?, hari ini adalah hari aku akan mendaftar untuk masuk kampus paling keren di Jerman, yakni Ludwig Maximilian University of Munich, tepatnya di Munich. Setelah aku bangun dan mandi aku langsung pergi ke ruang makan untuk makan,
“Wah, sudah rapi dan ganteng anakku ini.” Puji Ibuku, “Ya iyalah bu, kan sudah mau pergi ke luar negeri.” Balasku sambil senyum, “Ya sudah makan dulu saja.” Kata ayah ku yang sudah siap untuk berangkat bekerja.
Setelah makan aku meminta doa restu dari ibu dan juga ayahku, setelah itu aku langsung menaiki motorku dan langsung pergi ke tempat test itu. 15 menit di jalan akhirnya aku sampai di tempat test itu, aku pun langsung dan mendaftarkan iulang namaku.
“Permisi mbak, saya mau mendaftarkan ulang nama saya.” Kata ku ke mbak yang duduk di meja pendaftaran, “Nama anda?.” Tanya mbak itu, “Muhammad Bayu Desfrianto Fahrezi Syakur Alhamdullilahirabilalamin.” Balasku, “Baiklah, ok, silahkan ke ruang yang ada di sebelah sana.” Balas mbak itu.
Aku pun pergi ke ruangan yang di tunjuk oleh mbak itu, saat aku masuk sudah ada 7 orang di ruang itu, aku pun duduk di sana dan mencoba untuk mengobrol dengan salah satu anak di sana.
“Halo, nama saya Bayu, anda?.” Aku mencoba untuk berkenalan, “Oh nama saya Alfa Anargya.” Jawabnya, “oh, anda juga mendaftar untuk kampus ini?.” Tanya ku, “Ya tentu saja, aku sudah mendambakan kampus itu dari kecil.” Jawabnya bersemangat, “Ouke.....” Balasku.
Setelah itu guru yang akan mengtes kami sudah datang dan langsung memeberikan tesnya, aku pun langsung mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.
Setelah selesai aku pun langsung bertemu dengan Alfa, “Alfa, kamu bisa?.” Tanya ku, “Ya lumayan, tapi aku bingung apa maksud dari no. 67, itu bahasa Jerman yang susah.” Teriak frustrasi, “Aku juga sempet bingung dengan yang itu.” Balasku, “Oh, ya mau makan gak?, aku tau tempat yang enak untuk makan.” Tanyanya, “Boleh, tapi deketkan?.” Tanya ku kembali, “Tentu saja, lagian waktu pengumuman nya juga masih 3 jam lagi.”
Akhirnya aku dan Alfa pergi ke restaurant yang dikatakan Alfa dan makan di situ, setelah makan yang sangat lama itu akhirnya aku pun kembali dan pas sekali pengumumannya di umumkan.
“yang
lulus dalam tes ini adalah....... 2 orang....... bernama......... Muhammad Bayu
Desfrianto Fahrezi Syakur Alhamdullilahirabilalamin...dan......Alfa Anargya, selamat untuk kalian berdua,
silahkan untuk bertemu dengan Mr. Johan Garret di ruangannya.” Isi pengumuman
itu
Setelah mendengar itu aku dan Alfa langsung bahagia bukan kepalang, kami pun langsung keruangannya yang terletak di ujung lorong gedung ini, sesampainya di dalam kami langsung duduk manis di depan mejanya.
(Mulai Paragraf ini kata-kata yang miring, aslinya menggunakan bahasa Inggris). “Selamat untuk kalian berdua kalian telah berhasil dalam test ini, jadi kalian akan berangkat ke Jerman, untuk keterangan lebih lanjut lihat saja di surat dan map yang akan diberikan oleh mbak yang ada di depan.” Kata Mr.Johan.
Aku dan Alfa pun langsung berlari ke tempat mbak yang tadi dan meminta mapnya, setelah kami berdua mendapat map dan informasinya aku dan Alfa pun pulang ke rumah masing-masing.
Sesampainya aku di rumah, aku langsung ke ibuku dan ayahku yang ada di kamar mereka sambil berteriak senang.
“Ibu Ayah, aku berhasil lulus dari testnya!.” Teriakku senang di depan ibuku dan ayahku, “Selamat ya, Nak.” Balas ayahku, “Iya, selamat ya.” Balas ibuku, “Jadi kapan berangkatnya?.” Tanya ayahku, “Ada di map ini katanya.” Balasku.
Aku pun memberikan map dan informasi itu kepada ayah, dan terkejut waktu mengetahui bahwa keberangkatan nya 3 hari lagi, dan untung saja tiketnya sudah ada dari pihak kampus. Ayahpun menyuruh aku untuk mulai mengepak barang-barangku.
Setelah aku disuruh itu aku langsung ke kamarku dan mulai mengepak semua barang-barang yang akan ku bawa, seperti HP ku, Laptop ku, baju ku, dan mungkin PS 4 ku?, setelah memasukkan baju aku pun menyiapkan tas dan memasukkan barang elektronik ku ke sana dan tentu saja kamus bahasa Inggris dan bahasa Jerman.
Setelah beberapa hari demi hari berlalu akhirnya datanglah waktu yang aku dan Alfa tunggu-tunggu yakni keberangkatan, sesampainya di bandara aku sudah menemui Mr. Johan.
“Di mana temanmu yang satu lagi?, apakah di terlambat?.” Tanya Mr.Johan, “Aku tidak tahu kemana dia.” Balasku, selagi aku dan Mr. Johan membicarakan Alfa, Alfa pun datang tiba-tiba dari belakang, “Aku disini.” Katanya sambil ngos-ngosan, “Jadi kalian siap?.” Tanya Mr.Johan, “Tentu saja.” Balas kita.
Kami pun terbang ke Jerman selama waktu yang sangat panjang, berjam-jam berlalu kami akhirnya sampai di Bandar Udara Internasional Frankfurt am Main , dari bandara ini kami langsung pergi ke rumah Mr. Johan, sesampainya di sana kami langsung bertemu dengan istri dan anaknya.
“Wah, ada tamu dari negara lain ya?.” Tanya istrinya Mr.Johan, “Ya mereka dari Indonesia, dan perkenalkan ini istri saya dan ini anak saya.” Kata Mr.Johan, “Oh ya dan perkenalkan ini Bayu dan Alfa.” Lanjut Mr.Johan sambil memeperkenalkan nama kami ke keluarganya.
Setelah berkenalan kami pun ke kamar masing-masing, esoknya kami setelah sarapan dan mandi, kami pergi kampus yang indah itu, di sana kami memasuki ruangan kami, di sana sudah banyak orang yang saling berbicara satu sama lain, tentu saja menggunakan bahasa Jerman.
(Kata-kata yang bercetak tebal setelah paragraf ini aslinya menggunakan bahasa Jerman) “Halo, namaku Bayu dari indonesia....., salam kenal.” Kuperkenalkan diriku di depan teman-temanku yang baru walaupun bahasa Jerman belum terlalu fasih, setelah aku berkenalan, Alfa pun mendapat gilirannya, tapi dia lebih fasih dengan bahasa Jerman.
Oh ya baru ingat jurusan yang kami ambil adalah Ekonomi, di sana aku langsung memeperhatikan guru yang mengajar di sana. Kami belajar hingga sore, pulangnya aku dan Alfa sempat mampir di toko untuk memebeli barang, sesampainya di rumah, aku dan Alfa pun langsung disuguhi makanan, ya memang baik keluarganya Mr.Johan.
Keesokan harinya, kami berangkat seperti biasa, tapi saat pulang tidak biasa, kami langsung diberi tugas, ya tugas, padahal baru saja masuk satu hari sudah ada tugas, ya, saat kami pulang, kami langsung keruangan sendiri dan mulai mengerjakan tugas itu.
Hampir setiap hari seperti itu, hingga tugas itu selesai dan kami bisa bebas, selagi bebas-bebasnya, Mr.Johan mengajak kami ke Lenbachhaus, Deutsches Jagd- und Fischereimuseum, dan masih banyak lagi museum dengan nama yang susah sampai-sampai penulisnya malas mengejanya.
Setelah berjalan-jalan ke museum kami pun diajak makan di restaurant paling enak di sana, ya walaupun harus ngantri sangat lama tapi ya tidak percuma, memang makanan di sana enak. Memang di Jerman kami sangat senang tapi kami tidak begitu saja meninggalkan apa yang ada di Indonesia, seperti orangtua ku, akhirnya aku pun membuat surat untuk orangtuaku.
Setelah beberapa bulan balasannya akhirnya datang, dan aku sangat senang bahwa ibu dan ayahku masih sehat-sehat saja. Pada hari Sabtu, aku dan Alfa sedang duduk di taman dekat situ dan ngobrol tentang pekerjaan.
“Oh ya, Bayu, berhubung kita masih sekitar 2 tahun disini, bagaimana kalau kita kerja sampingan?.” Tanya Alfa sambil mengajakku, “Mungkin, tapi dimana?.” Tanyaku balik, “Di sana ada kedai Kopi, kamu bisa jadi kasir aku jadi pelayan, bagaimana?, gajinya juga lumayan dan kerjanya hanya malam hari.” Jawabnya, ‘Boleh tuh, sekalian mengasah kemampuanku.” Balasku.
Kami pun akhirnya jadi bekerja di sana, lama-kelamaan akupun akhirnya terbiasa dengan menghitung uang dan mengasah kemampuan untuk kampus ekonomiku, sedangkan si Alfa pun menjadi cepat dan gesit.
Di Jerman, selama 2
tahun itu kami sangat terasah dalam segala hal, tapi ya, tentu saja kami harus
pulang ke Indonesia, awalnya kami kira itu akhir dari kehidupan kita di luar
negeri, tapi ternyata bukan, setelah kami pulang, kami langsung mendapat
pekerjaan.
Pekerjaan di Bank
Indonesia membuatku pergi lagi keluar negeri, tepatnya karena aku dipromosikan
untuk bekerja di Bank yang ada di luar negeri juga, aku sangat senang karena
seluruh impian ku tercapai, setelah
berhasil dengan seluruh hal itu aku pun menjalani kehidupan selanjutnya, yakni
berkeluarga.
Aku pun berkeluarga,
dan mempunyai 2 anak, dan pengalaman yang paling hebat dan tak terlupakan ini
aku ceritakan kembali ke anak-anakku, agar mereka punya keinginan yang sama
seperti aku.
Bertahun-tahun
selanjutnya, aku pun melihat anak-anakku tumbah dan mengalami pengalaman yang
sama, dan itulah pengalaman yang paling hebat.
Pengalaman dari test,
ke Jerman, kuliah di sana, dan pulang mendapatkan pekerjaan yang hebat dan
dipromosikan ke pekerjaan yang lebih hebat, begitulah seluruh pengalamanku,
pengalaman ku dari Bayu yang biasa, menjadi Bayu yang luar biasa.
Pasti semua cerita
itu mempunyai ujung dan ujung dari cerita ini pun pasti ada, jadi mungkin tidak
akan basa-basi lagi dan tidak akan lebih panjang lagi, ya, walaupun aku masih
ingin menulis cerita ini tapi mungkin sudah cukup.
Dan inilah akhir dari
cerita ini, karena penulisnya sudah mulai kehabisan ide dan ingin
menyelesaikannya secepat mungkin, jadi ya inilah akhir cerita ini, saya meminta
maaf jika ada yang salah, terima kasih.
Tapi tentu saja semua
cerita pasti mempunyai tulisan The END yang tebal dan besar, jadi punyaku pun
ada.
Comments
Post a Comment