Oleh Hamal Arkasha (Omega)
Murid Kelas VI SDI Al Azhar 11 Surabaya
Luke Phantom, anak remaja biasa, tanpa kekuatan, berambut hitam panjang, biasa memakai jaket bertudung berwarna hitam bergaris merah di lengan, dan tak menyukai keramaian.
Di suatu sabtu pagi, untuk pertama
kalinya Luke pergi bersama 3 temannya ke salah satu toko buku di kanada, Aon
seorang gadis yang sangat menyukai musik, Dillen dengan gaya anak-anak dan
kacamata kesayangannya, dan gadis pemalu dengan sepatu pinknya, Rysa namanya.
“Wah... Akhir kamu ikut kita ya?” Kata
Dillen dengan senyum gabungan antara memuji dengan menyindir.
“Cih! Ini sih terpaksa...” Kata Luke sambil memasang tudung jaketnya
lalu memasukkan tangannya ke saku jaketnya.
“Terpaksa? Bilang saja kamu tak punya
teman! Ha ha ha..” Kata Aon dengan senyum liciknya.
Mereka pun melanjutkan tujuan mereka, bookstore. Disana mereka melihat banyak
buku, ada komik, novel, buku filsafat yang membuat Dillen pusing, buku tentang
kucing yang membuat Rysa tersipu melihat kemanisan kucing, buku horror kesukaan
Aon yang membuat Dillen takut, dan masih banyak lagi buku yang ada disana.
Tapi, ada sebuah buku yang sangat misterius, tanpa nama penulis, tanpa nama
penerbit buku, dan dengan judul yang sangat aneh, the little red deer.
Tanpa banyak pikir, Luke
terikat dengan kemisteriusan buku tersebut, dia ingin segera membaca buku yang
berdebu itu. Dia melangkah menuju kasir dan kemudian seseorang menabraknya,
lelaki dengan jaket yang sama, hanya saja garis di jaketnya berwarna abu-abu.
“Hei!!” kata Luke kesal. “Hei bocah... lebih baik kamu letakkan
kembali buku berdebu itu..” kata lelaki misterius itu memperingatkan.
Saat Luke mencoba berdiri, lelaki itu
menghilang dan di waktu bersamaan angin berhembus, angin berdebu. Luke merasa
aneh, dia mempercepat jalannya menuju ke kasir. Di sana dia menanyakan harga
buku itu. “Berapa harga buku ini bu?” kata Luke dengan tergesah-gesah. “eh...
maaf dik, ini tidak ada harganya... adik bisa mengambilnya” kata pegawai wanita
itu. Itu lah hal yang membuat Luke ingin segera pulang dan kembali ke depan
komputernya. [ ]
Tidak hanya kejadian aneh di Bookstore, hanya beberapa menit
berjalan, Luke sudah berada di depan rumahnya. Apa yang terjadi? Bagaimana ini bisa terjadi? Bukannya aku hanya
berjalan sekitar 2 menit saja? Kenapa sudah didepan rumah? Pikir Luke
didalam hati sambil gemetar. Luke akhirnya masuk ke rumah dan segera menuju
kamarnya.
Luke sangat kaget saat melihat
berita tentang the little red deer di
sebuah web misterius. Luke menemukan
berita bahwa buku itu di tulis pada tahun 1923 oleh tiga orang yang tak
diketahui namanya dan... salah satu penulisnya adalah lelaki yang dia lihat di Bookstore. Luke benar-benar ketakutan, bagaimana dia masih hidup? Pikir Luke, dia
sampai bisa mendengar getaran tubuhnya sendiri, karena tak kuat menahan
ketakutan yang ada pada dirinya, dia terjatuh dan langsung tak sadarkan diri.
Cahaya hari Minggu pagi yang cerah
membuat Luke yang tertidur di lantai kamar terbangun. Aku harus ceritakan ini pada Dillen, dia pasti bisa membantuku.
Pikir Luke dan langsung bergegas mandi dan langsung kerumah Dillen.
Tok!
Tok! Tok!
“Selamat pagi!” Sapa Luke
sambil tergesa-gesa.
“Ya? Siapa?” Terdengar suara ibu Dillen
dari balik pintu.
“Eh... Ini teman Dillen” kata Luke.
“Oh! Silahkan masuk...” kata Ibu Dillen yang
saat itu terlihat masih mengantuk.
Luke pun menuju kamar Dillen. Rumah
Dillen begitu besar, keren, dan mempunyai nilai seni.
“Dillen? Bolehkah aku masuk?”
“Hmmmmmm”
Luke pun masuk kekamar Dillen, Dillen
masih setengah bangun setengah tidur, rambutnya tak karuan, memakai kaos putih
bertulis Nevade, dan memeluk sebuah
boneka lumba-lumba di tangannya.
“Dillen... itu bonekamu?” tanya Luke dengan
menahan tawa.
“eh! Bu! Bukan!” kata Dillen
bergeming dan langsung melempar boneka lumba-lumba itu.
“Ah... tak usah malu-malu.. toh sudah
terbukti kan... Ha Ha Ha..” Kata Luke menggoda.
Panjang lebar Luke menceritakan semua
hal aneh yang terjadi padanya dengan Dillen. Dillen hanya bisa mendengar dan
menganggukkan, setelah itu Dillen mengatakan bahwa Luke pasti hanya
berhalusinasi. Luke pun tak tahan dan langsung mengeluarkan buku mengerikan itu
dan Dillen pun hanya menganga bahwa buku itu benar-benar ada.
Bersambung ....
👍Ooee
ReplyDeleteBagus bagus... Makasih😂
ReplyDeleteBagus bagus... Makasih😂
ReplyDeleteBagus bagus... Makasih😂
ReplyDelete