by Anne Nur Rahmadina
siswi kelas VI SDI Al Azhar 11
Suatu ketika terdapat anak bernama Nomi, dia adalah anak yang berkecukupan, tidak kaya dan tidak miskin. Nomi bersekolah di sekolah dasar swasta dan disana semua anak-anaknya sangat kaya, Nomi merasa dia adalah anak paling miskin disana. Ibunya selalu menyemangatinya dan mengatakan bahwa pertemanan bukan tentang kekayaan, tapi Nomi tetap saja sedih karena merasa dia anak yang paling miskin di kelas. Ibunya menasehatinya kalau mereka harus bersyukur dengan apa yang mereka punya dan Nomi mengerti tapi dia malu karena harus jalan kaki ke sekolah sedangkan teman-temannya naik kendaraan.
Suatu hari saat Nomi sedang pergi ke sekolah sepatunya sobek, dia malu kalau sampai terlihat teman-temannya dan kembali pulang ke rumah. Nomi menceritakan kepada ibu kejadian itu dan meminta sepatu baru kepada ibu. Tapi ibu belum punya uang lebih untuk membeli sepatu baru jadi ibu mengelem sepatu Nomi dan menyuruh Nomi pakai sepatu itu sementara. Nomi sebal karena tidak dibeikan sepatu baru dan akhirnya pergi ke sekolah.
Sesampainya di sekolah Nomi ditanya oleh satpam mengapa sangat telat datang ke sekolah dan Nomi menjawab dengan malu bahwa dia harus membetulkan sepatunya. Satpam membolehkan Nomi masuk, Nomi berjalan menuju kelasnya dan mengetuk pintu kelasnya. Ibu guru membukakan pintu dan menanyakan mengapa Nomi telat, Nomi menjawab dengan malu lagi karena harus membetulkan sepatunya. ibu guru mempersilahkan Nomi masuk.
Saat istirahat tiba, teman-teman Nomi khawatir dan menanyakan mengapa dia telat, Nomi hanya tertunduk malu dan menjawab bahwa dia harus membetulkan sepatu. Salah satu temannya bingung mengapa Nomi sangat malu dan Nomi menjawab bahwa dia malu karena dia tidak bisa membeli sepatu baru, teman-temannya langsung menasehatinya bahwa kita tidak perlu malu dengan hal itu.Tapi Nomi berpikir di pikirannya bahwa mereka tidak tahu perasaannya karena mereka kaya.
Saat waktunya untuk pulang ada temannya yang menawari Nomi untuk pulang bersama tapi Nomi menolaknya dan jalan kaki dengan sedih. Jalanan waktu itu basah dan kotor karena habis hujan, salah satu teman Nomi turun dari mobil dan mengajaknya ikut pulang bersama tapi Nomi menolaknya. Dia berjalan dan menemukan suatu genangan air yang sangat menarik di dekat kursi taman. Genangan itu berkilau dan jernih, berbeda dari genangan lainnya. Nomi melompat dan menginjaknya, tiba-tiba dia masuk ke genangan itu dan menemukan dunia baru.
Dunia baru ini sangat indah dan berkilau, banyak barang-barang yang mewah dan mahal-mahal. Nomi sangat senang berkeliling dunia itu, disana terdapat air mancur coklat,sepatu yang indah dan bisa terbang, dan banyak meja penuh makanan yang mahal dan enak-enak. Nomi menyadari bahwa dia memakai baju yang mahal dan sepatu baru. Tiba-tiba datang sebuah makhluk kecil bernama Pupli dan menjelaskan dunia baru ini, dia mengatakan bahwa kita bisa mengambil makanan dari meja semau kita dan kita bisa mengambil sepatu terbang dan memakainya dan kita pun bisa terbang.
Nomi mencoba semua hal yang dijelaskan Pupli dan sangat senang disana tapi dia mulai kesepian setelah beberapa lama, Nomi merindukan ibu dan teman-temannya. Nomi bertanya apakah ada makhluk lain disini kepada Pupli dan Pupli menjawab tidak, itulah mengapa dia sangat senang ada Nomi disini. Nomi ingin kembali ke dunianya tapi tidak bisa meninggalkan Pupli sendiri, akhirnya dia bertanya kalau Pupli mau ikut bersamanya ke dunia Nomi. Walaupun tidak semewah dunia ini tapi banyak teman disana, Pupli sangat senang mendengar itu sebenarnya dia sangat kesepian disana dan ingin bertemu banyak teman. Pupli menjawab ya dan langsung beres-beres barangnya, seperti baju, foto, bekal, dan lain-lain. Mereka berphoto terakhir kali di dunia itu.
Saat perjalanan kembali ke portal genangan air, sepatu-sepatu terbang menghalangi mereka untuk pergi tapi Nomi bilang bahwa mereka berjanji akan mengunjungi dunia ini lagi dan menyingkirkan sepatu-sepatu terbang, makanan di meja mulai berjatuhan di lantai agar langkah mereka terhalang tetapi Nomi dan Pupli berhasil melewatinya.
Akhirnya mereka sampai di portal genangan air itu dan berpisahan terakhir kali dengan dunia baru itu dan melompat hingga sampai keluar dari portal genangan itu.
Sesampainya di dunia nyata ternyata sudah malam, Nomi dan Pupli menuju rumah Nomi. Disana terdapat ibu Nomi yang sedang menangis menunggu Nomi pulang. Nomi langsung memeluk ibunya dan bertanya mengapa ibunya menangis, ibunya senang sekali Nomi pulang dan menjawab takut Nomi tidak pulang karena tidak dibelikan sepatu baru. Nomi mengatakan bahwa dia lebih senang tidak punya sepatu bagus daripada tidak punya ibu yang menyayanginya. Pupli keluar dari tas Nomi dan menangis melihat kejadian ini, ibu Nomi sangat kaget melihat Pupli tetapi Nomi menjelaskan pengalaman yang terjadi padanya dan ibunya pun mengerti. Ibu Nomi sangat bangga dengan Nomi dan lebih menyayanginya sekarang.
Keesokannya dia memeluk teman-temannya karena tidak pernah mengejeknya dan mengenalkan Pupli kepada mereka, pertama mereka sangat kaget tetapi setelah itu menganggap Pupli sangat lucu. Beberapa bulan kemudian, Pupli dan Nomi sangat bahagia bersama dan pergi pulang dari sekolah. Jalanan basah dan kotor karena setelah hujan dan Nomi dan Pupli sedang berjalan pulang dari sekolah, dan melihat genangan berkilau dan jernih sama seperti dulu. Mereka melompat dan menginjaknya, ternyata mereka masuk ke dunia baru yang pernah mereka kunjungi. Mereka bermain sebentar disana dan kembali ke dunia nyata dan senang bisa bermain ke dunia baru itu. Mereka berdua tidak akan melupakan dunia baru itu dan apa yang telah mereka alami bersama.
Comments
Post a Comment